Karakter Pemuda Muslim.

http://iwandj.files.wordpress.com/2008/11/bismilah2-1.gif

Oleh Drs. H. Imron Rosyidi

Pemuda adalah merupakan sumber daya yang paling unggul dan potensial untuk memberi kontribusi terhadap pengembangan suatu gerakan. Apakah itu gerakan keagamaan, gerakan budaya, gerakan ekonomi, gerakan sosial maupun gerakan politik. Mengapa? Karena masa muda adalah masa tumbuhnya idealisme dan menggelorakan semangat ego yang ada dalam diri manusia. Oleh sebab itu masa muda adalah masa yang paling produktif. Seorang pujangga Islam Syauqi Bek dalam syairnya mengatakan:

“Sungguh hanya di tangan pemudalah terletak kejayaan ummat, dan dalam derap langkah merekalah hidup matinya suatu bangsa.”

Mustafa Ar-Rafe’i menggambarkan masa muda dengan mengatakan:

“Pemuda adalah kekuatan, karena matahari tidak bersinar cemerlang disenja hari, seperti ia bersinar di waktu pagi.”

Pemuda merupakan kekuatan, kekuasaan, vitalitas dan energik. Tidak dapat disangkal lagi, masa muda secara universal, baik fisik, mental, intelektual, moral maupun potensialitasnya mencapai tingkat perkembangan dan pemanfaatan yang optimum.

Kualitas-kualitas yang dapat mengangkat moral, tingkah laku dan kebijaksanaan yang diperlukan Pemuda Muslim dibicarakan di sejumlah tempat dalam Al-Qur’an terutama menyangkut masalah ahlaqul Rabbani tentang karakter fundamentalis yang harus dimiliki oleh Pemuda Muslim.

1. Percaya dan Taat Kepada Allah Semata

Ketaqwaan atau kepatuhan yang sempurna, komitmen yang total dan kepasrahan yang penuh kepada Allah merupakan karakteristik Pemuda Muslim yang paling penting. Ia merupakan landasan Ahlaqul Islam. Firman Allah SWT:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia.” (QS. Al-Isra’: 23)

Ayat tersebut menyangkut masalah monoloyalisme mengenai sifat kepasrahan, ketundukan, kepatuhan dan ketaatan manusia/generasi muslim untuk senantiasa menghadirkan eksistensinya ke dalam dirinya.

Ini merupakan karakteristik Pemuda Muslim yang sangat fundamental karena ia menginfus ke dalam diri mereka suatu kekuatan dinamis. Ia menyiratkan kepatuhan yang kokoh kepada Allah SWT dan usaha keras sungguh guna memperoleh ridha-Nya.

2. Berlaku Ihsan Terhadap Kedua Orang Tua

Islam telah menekankan pentingnya berlaku baik kepada kedua orang tua. Ia bukanlah agen pemuas material sebagaimana lazimnya dalam masyarakat barat. Tetapi Pemuda Muslim senantiasa menyadari akan fakta bahwa sebagian ibadah kepada Allah terletak dalam sikap yang terbaik terhadap orang tua, merawat mereka pada saat mereka memerlukannya dan memanjatkan do’a kepada Allah agar dilimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka. Firman Allah SWT:

“Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya sampai berumur lanjut dalam memeliharamu maka sekali-kali jangan janganlah kamu mengatakan “ah!” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)

Berlaku baik dan hormat kepada ibu bapak merupakan bagian dari integral dari rasa cinta kepada Allah dan pengakuan pengorbanan yang diberikan ibu bapak. Pemuda Muslim harus merasa ikhlas untuk memuliakan, menghormati dan mematuhi orang tuanya.

Karakteristik ini akan menyelamatkan Pemuda Muslim dari apa yang disebut gap generasi atau aliansi, yaitu generasi yang tidak pernah merasa puas atas segala yang diterima sehingga mudah melakukan pemberontakan. Yang pada kenyataannya hal tersebut merupakan mata tombak ideologi, sekularisme, atheisme dan hodonisme.

Jujur dan Bertanggung Jawab

Pemuda Muslim harus berusaha keras untuk menggunakan keterampilan atau sumber daya yang ada pada mereka dengan se-produktif mungkin. Sumber-sumber daya itu tidak semata-mata mengarah kepada kekayaan bendawi saja melainkan semua jenis sumber yakni sumber kekuasaan dan kedudukan kekayaan dan perbuatan, serta pengetahuan dan pemikiran. Setiap yang dewasa atau senior harus memperhatikan yang lebih muda atau yunior dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab. Misalnya harus merasa berkewajiban membantu yang miskin. Sebaliknya yang miskin tidak menjadikan kemiskinannya untuk menghindari pertanggungjawabannya kepada Allah SWT. Sehingga lupa mentaati dan menghambakan diri kepada-Nya.

Dengan demikian, penyalahgunaan apapun terhadap sumber-sumber daya yang telah dianugerahkan Allah merupakan perbuatan keji. Pemuda Muslim harus berusaha melakukan tindakan-tindakan profensif untuk melindungi diri mereka dari mengikuti praktek-praktek syaitan seperti kebiasaan berbohong, menipu, mencuri, bermegah-megahan gaya hidup, glamor serta angkuh, congkak dan sombong.

4. Persaudaraan dan Cinta Kasih

Pemuda Muslim harus memiliki karakteristik saling mencintai atau saling menyayangi dikalangan mereka sendiri dan harus didorong oleh semangat berani berkorban satu sama lain. Mereka harus seperti suatu bangunan yang satu sama lain ibarat dinding yang saling menguatkan. Firman Allah SWT, artinya:

“Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali Imran: 103)

5. Saling Bermusyawarah

Pemuda Muslim harus menyandarkan diri pada musyawarah dan selalu mematuhi norma-norma permusyawarahan ittu. Karakteristik ini diperlukan dalam diri Pemuda Muslim. Pemuda Muslim yang dinamis harus siap menghadapi segala tantangan dan memainkan peran mereka dalam menyebarkan risalah Islam dan dalam memantapkan serta menegakkan hukum Allah di muka bumi. ****

About Iwan Lemabang
aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa. LEMABANG 2008

Leave a comment